Gua yang diduga bunker bawah tanah ini, diyakini warga peninggalan Belanda. Tak ada yang tau pasti berapa luasnya, namun warga sekitar yang melihat memperkirakan sekitar 150 meter persegi.
Meski sudah tertimbun tanah dan reruntuhan pohon, bunker tersebut masih bisa dimasuki. Meski demikian, tak banyak yang berani. Selain takut tersesat di dalam, suasana di sana juga kental dengan aura mistis.
Kamis (6/2/2014), Sripo sempat berkunjung ke lokasi bunker yang terletak persis di tanah milik Mudin (56), warga Talang Satu, Desa Rantaukasih itu.
Mengendarai sepeda motor dari Kota Sekayu, butuh waktu sekitar tiga jam untuk tiba di sana. Akses jalan yang rusak dan berlumpur membuat perjalanan sedikit terhambat.
Meski demikian, dengan lebar jalan mencapai 2,5 meter, ada kemungkinan kendaraan roda empat (mobil) bisa sampai ke lokasi.
Suasana di sekitar bunker tampak sepi, pintu masuk bunkker pun telah tertutup tanah dan beberapa bagian ada yang pecah tertimpa pohon.
Tidak pasti berapa luas bunker ini. Namun, di lihat secara kasat mata, areal bangunan bersejarah ini sekitar 150 meter persegi yang berawal dari pinggir Sungai Talang Satu hingga ke hutan karet.
Di bagian atas bunker, terlihat jelas bekas reruntuhan bangunan seperti batu bata khas peninggalan Belanda yang bertulis "BATAM". Ada pula beberapa pipa besi yang diduga sebagai tempat udara masuk kedalam bungker.
Tak banyak masyarakat Muba yang tahu tentang keberadaan bunker ini. Hanya ada beberapa warga sekitar yang pernah melihat, bahkan memasukinya.
Idi (57), warga Desa Karangringin, yang pernah masuk kedalam bungker mengatakan, dia bersama beberapa orang pernah masuk ke dalam bunnker mengunakan tali yang diikatkan di pintu masuk.
Mereka menjadikan tali sebagai penunjuk arah pulang karena takut tersesat. Menurut dia, bunker itu memiliki beberapa ruang cukup luas, sehingga orang dewasa bisa berdiri dengan sempurna.
"Di dalam sana gelap. Ada beberapa lorong dan ruangan seperti kamar. Kalau tidak hati-hati bisa tersesat di dalam," kata Idi.
Ia menuturkan, kebanyakan penduduk tidak berani memasuki bunker tersebut. Meski demikian, masih ada beberapa di antara warga yang berani memasuki bunker itu. Mereka datang dengan berbagai tujuan. Ada yang hanya penasaran ingin melihat, ada pula yang sengaja mencari semacam barang-barang antik seperti yang pernah ditemukan berupa pedang dan peralatan makan dari besi.
Sejauh ini, kata Idi, belum ada satu pun orang yang berhasil menjelajahi seluruh isi ruangan di bunker itu. Sebab selain gelap dan banyak lorong dan ruang, bunker yang diperkirakan sudah ada sejak 1930-an ini diyakini warga dihuni makhluk halus.
"Seingat saya, sekitar lima tahun lalu saya ke sana. Mungkin saja sekarang masih banyak peninggalan-peninggalan orang terdahulu yang belum sempat diambil warga," ujarnya.
source
PASANG IKLAN GRATIS:: Tanpa Daftar ::: Iklan Langsung Tayang secara massal ::: |
Terimakasih jika Anda berkenan memberi Komentar dengan bahasa yang Santun