Yogyakarta (ANTARA) - Letusan Gunung Merapi yang terjadi selama dua hari belakangan merupakan yang terbesar dalam kurun seabad terakhir sejarah letusan gunung tersebut, kata Kepala Badan Geologi.
"Masyarakat di sekitar Gunung Merapi kemungkinan juga belum pernah mengalami hal semacam ini," kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) R Sukhyar di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Jumat.
Menurut Sukhyar, letusan dua hari tanpa henti terhitung sejak Rabu (3/11) sekitar pukul 11.11 WIB itu juga merupakan yang terbesar sejak letusan Gunung Galunggung, Jawa Barat, 30 tahun lalu.
"Letusan yang terus menerus selama dua hari ini menandakan bahwa suplai magma yang dimiliki gunung tersebut masih terus ada dan mendesak ke luar," katanya.
Pada Jumat dinihari, Badan Geologi pun memperluas radius aman letusan Gunung Merapi dari semula 15 km menjadi 20 km.
"Saat perluasan radius aman tersebut, tidak disebutkan dusun-dusun yang dimaksud, tetapi kami yakin pemerintah daerah setempat sudah bisa mengerti dan langsung melakukan evakuasi pada warganya," katanya.
Dari letusan yang terjadi secara terus-menerus tersebut, Sukhyar pun memperkirakan jumlah material vulkanik yang telah dilontarkan Gunung Merapi sejak erupsi pada 26 Oktober mencapai sekitar 100 juta meter kubik.
Jika letusan awal sudah memenuhi badan sungai, lanjut dia, maka material vulkanik hasil erupsi sesudahnya pun akan lebih mudah terbawa ke jarak lebih jauh dan jangkauan pun lebih menyebar.
Jarak luncur awan panas pun diperkirakan telah mencapai jarak sekitar 15 km.
Sukhyar mengatakan, pemantauan di lapangan terkendala dengan adanya kerusakan alat, namun ia menjamin bahwa pihaknya akan terus melakukan pengamatan aktivitas gunung dengan intensif.
"Sekarang, kondisi puncak masih cukup berkabut, sehingga kami belum bisa mengamati kondisi puncak, termasuk diameter kawah yang sudah terbentuk," lanjutnya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMGB) Surono tetap menyatakan bahwa bahaya lahar masih terus menjadi ancaman seiring bertambahnya material erupsi Merapi di sepanjang alur sungai yang berhulu di puncak gunung, apalagi intensitas hujan di sekitar Gunung Merapi cukup tinggi.
Di Kali Boyong, material vulkanik Gunung Merapi telah mencapai jarak 10 km dan Sungai Code yang berada di wilayah Kota Yogyakarta pun telah keruh sebagai pertanda adanya material hasil erupsi yang terbawa hingga ke wilayah tersebut
PASANG IKLAN GRATIS:: Tanpa Daftar ::: Iklan Langsung Tayang secara massal ::: |
Terimakasih jika Anda berkenan memberi Komentar dengan bahasa yang Santun