Dalam Video yang diunggah ke situs Youtube oleh akun "Anon Aus" pada Sabtu (16/11/2013) akhir pekan lalu, Anonymous Australia, mengancam bakal menyerang laman resmi pemerintah Indonesia, www.indonesia.go.id, dan sejumlah website "pelat merah" lainnya.
Selain situs pemerintah Indonesia itu, Anonymous Australia bakal meretas laman resmi Kepolisian RI (www.polri.go.id); BUMN Garuda Indonesia (www.garuda-indonesia.com); Komisi Pemberantasan Korupsi (www.kpk.go.id).
Serangan tersebut, bakal dilakukan kalau sekelompok peretas yang mengatasnamakan dirinya sebagai "Anonymous Indonesia" terus menyerang laman-laman milik warga negeri kanguru, yang tak terkait dengan pemerintah maupun badan intelijen Australia.
Sebelumnya, akun Anon Aus pada 9 November 2013, pernah mengungah video berjudul "Final Warning" yang berisi peringatan terakhir agar orang yang mengaku-aku sebagai Anonymous Indonesia tak lagi menyerang laman milik warga Australia.
Ini isi peringatan terakhir dari Anonymous Australia:
"Kalian tidak menghentikan serangan melawan warga Australia. Padahal, kami sudah memohon kepada kalian.
Website yang anda retas, tidak berafiliasi dengan pemerintah Australia, karenanya jangan diganggu.
Apa yang hendak kalian buktikan? kami tidak menginginkan perang cyber, bagaiaman dengan kalian?
Ini adalah daftar website yang berasosiasi dengan intelijen pemerintah Australia dan mereka lah yang seharusnya menjadi target utama anda, Anonymous Indonesia.
ASIO, DSD, dan ASIS adalah intelijen Australia yang harusnya menjadi target anda.
Kami sudah bersabar, Anonymous Indonesia, dan tak ada peringatan lagi kalau anda memilih untuk kembali menyerang.
Ini adalah peringatan terakhir, kami tak akan memaafkan"
Menurut penelusuran Tribun, grup Anonymous memang sudah melegenda di kalangan peretas dunia. Grup ini, bergerak dalam pola sindikalisme dan menyerang setiap laman pemerintah yang dianggapnya berlaku tak adil.
Anonymous, pernah membantu mempertahankan jaringan internet di jalur Gaza, agar tak terputus saat diblokade pemerintah Zionis Israel. Mereka menyerang situs-situs yang mendukung globalisasi, dan perdagangan bebas.
Anonymous, yang memakai topeng Vedeta sebagai lambang untuk menolak penyeragaman dan rezim otoriter, juga tak pernah sekali pun menyerang laman-laman milik masyarakat, apalagi laman amal.
Hal itu, berbanding terbalik dengan ulah sekelompok peretas yang mengaku sebagai "Anonymous Indonesia" yang menyerang ratusan laman milik warga Australia, termasuk laman amal.
Website yang anda retas, tidak berafiliasi dengan pemerintah Australia, karenanya jangan diganggu.
Apa yang hendak kalian buktikan? kami tidak menginginkan perang cyber, bagaiaman dengan kalian?
Ini adalah daftar website yang berasosiasi dengan intelijen pemerintah Australia dan mereka lah yang seharusnya menjadi target utama anda, Anonymous Indonesia.
ASIO, DSD, dan ASIS adalah intelijen Australia yang harusnya menjadi target anda.
Kami sudah bersabar, Anonymous Indonesia, dan tak ada peringatan lagi kalau anda memilih untuk kembali menyerang.
Ini adalah peringatan terakhir, kami tak akan memaafkan"
Menurut penelusuran Tribun, grup Anonymous memang sudah melegenda di kalangan peretas dunia. Grup ini, bergerak dalam pola sindikalisme dan menyerang setiap laman pemerintah yang dianggapnya berlaku tak adil.
Anonymous, pernah membantu mempertahankan jaringan internet di jalur Gaza, agar tak terputus saat diblokade pemerintah Zionis Israel. Mereka menyerang situs-situs yang mendukung globalisasi, dan perdagangan bebas.
Anonymous, yang memakai topeng Vedeta sebagai lambang untuk menolak penyeragaman dan rezim otoriter, juga tak pernah sekali pun menyerang laman-laman milik masyarakat, apalagi laman amal.
Hal itu, berbanding terbalik dengan ulah sekelompok peretas yang mengaku sebagai "Anonymous Indonesia" yang menyerang ratusan laman milik warga Australia, termasuk laman amal.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih jika Anda berkenan memberi Komentar dengan bahasa yang Santun