Arab Saudi akan membangun Reaktor Nuklir

Arab Saudi selama ini dikenal sebagai produsen terbesar minyak mentah se-dunia. Namun cadangan "emas hitam" di kerajaan Timur Tengah itu tak sebanyak yang digembar-gemborkan.

Penilaian itu diungkapkan seorang mantan eksekutif perusahaan minyak Saudi dalam suatu memo diplomatik Amerika Serikat (AS). yang bocor ke laman WikiLeaks. Bocoran memo itu dimuat oleh harian The Guardian.

Memo itu dikirim Kedubes AS di Saudi ke Washington DC pada 2007, yang mencatat analisis singkat dari Sadad al-Husseini. Dia adalah eksekutif perusahaan minyak pemerintah Saudi, Aramco, yang membidangi bidang eksplorasi dan produksi selama 12 tahun hingga 2004. Aramco mendominasi eksplorasi dan produksi minyak mentah di Saudi.

"Menurut al-Husseini, cadangan minyak Saudi tak sebanyak digambarkan dan rentang waktu produksinya tidak seperti yang dibayangkan oleh para eksekutif Aramco dan kalangan pengamat yang optimistis," demikian penggalan memo yang bocor itu.

Al-Husseini dilaporkan tidak sepakat dengan Aramco mengenai perkiraan total cadangan minyak di Saudi. Menurut laporan Kedubes AS, dia yakin bahwa jumlah cadangan minyak yang dikelola Aramco, yaitu sebesar 300 miliar barel, sudah berlebihan dan spekulatif. Dia justru ingin fokus kepada cadangan yang sudah terdeteksi.

Al-Husseini memperkirakan bahwa output tertinggi minyak mentah di Saudi hanya akan berlangsung selama 15 tahun. Artinya, setelah 2020 akan terjadi penurunan output yang berkelanjutan, dan penurunan itu tak bisa dicegah.

Proyeksi mantan eksekutif Aramco itu berdasarkan target pemerintah Saudi memproduksi minyak mentah sebanyak 12,5 juta barel per hari mulai 2009. Kalangan pengamat industri menilai target itu meleset karena lesunya perekonomian global, dan kurang memadainya kapasitas penyulingan tingkat global.

Menurut Badan Informasi Energi AS, seperti yang dikutip stasiun berita CNN, Saudi memproduksi 8,4 juta barel minyak mentah per hari dan sekitar 1,8 juta barel gas alam pada 2010. Namun pasokan untuk ekspor tergolong sedikit karena meningkatnya permintaan domestik.

Menurut memo dari Kedubes AS pada 2009, Saudi ingin membangun fasilitas sumber energi terbarukan, termasuk reaktor nuklir, untuk mengantisipasi berkurangnya persediaan minyak mentah dari perut Bumi demi memenuhi meningkatnya permintaan listrik. Tahun lalu, Saudi sudah mengumumkan rencana membangun dua reaktor nuklir.

source: vivanews 

--------------------------------------------------

No comments:

Post a Comment

Terimakasih jika Anda berkenan memberi Komentar dengan bahasa yang Santun